Matematika di tingkat sekolah dasar (SD / MI) saat ini masih jadi pelajaran yang kurang diminati murid. Hal ini terjadi mungkin karena dipandang sulit dan tidak menarik perhatian murid. Pelajaran yang dipenuhi dengan angka-angka dan harus berpikir keras membuat sebagian murid akan malas mengikutinya. Mengapa matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, di antara faktor penyebabnya adalah :
- Banyak rumus yang harus dihafal.
- Matematika bersifat abstrak, hanya teori yang wujudnya tidak jelas.
- Membosankan, karena banyak penjabaran dari guru tetapi murid kadang tetap tidak mengerti.
- Karena guru matematika identik sebagai guru galak dan sering memarahi siswa.
Stigma atau anggapan murid terkait matematika dan gurunya inilah yang harus kita hilangkan. Kita sebagai guru harus mampu menghadirkan kelas yang menyenangkan, kelas yang penuh diskusi bukan komunikasi satu arah, juga mengajar dengan sabar. Dan lebih dari itu, kita pun harus meyakinkan murid kita tentang betapa pentingnya Mata pelajaran ini untuk kehidupan sehari-hari.
Anggapan murid terkait matematika ini, bisa jadi yang membuat mereka sulit memahami materi yang disampaikan oleh gurunya. Murid menjadi tidak bergairah untuk mempelajari karena belum belajar tapi sudah menganggap sulit dan tertekan. Hal itu pulalah yang saya rasakan dulu saat mengajar matematika. Ditambah cara belajar saya dulu yang monoton dan membosankan membuat anak jadi lebih tidak semangat lagi. Mengapa membosankan? Karena saya dulu masih menggunakan cara mengajar konvensional dengan selalu menggunakan pola belajar yang sama setiap hari yaitu mencatat, membaca, menerangkan kemudian berlatih soal. Pola pembelajaran yang monoton tersebut membuat anak bosan jadi gaduh dan acuh pada pembelajaran. Pengalaman dicuekin anak-anak dan marah-marah setiap hari membuat saya bertekad untuk mengubah pola mengajar menjadi lebih inovatif dan variatif. Dan hasilnya sekarang materi matematika pun yang dulu malas untuk dipelajari anak-anak, menjadi materi yang ditunggu-tunggu, Masya Allah!
Bagaimana cara saya mengubah matematika yang membosankan menjadi menarik?
1. Caranya adalah mengubah stigma materi matematika yang sebelumnya adalah materi penuh dengan angka-angka menjadi pembelajaran bermakna dan menyenangkan. Caranya bagaimana? Caranya dengan menampilkan tugas-tugas bermakna yang memang dibutuhkan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menghadirkan soal-soal cerita.
2. Menggunakan media nyata atau benda konkret yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar tercapai kompetensi dan timbul motivasi belajar siswa. Contohnya; Jika pembelajaran terkait mengukur panjang, maka anak didik benar-benar dikenal mengukur dengan alat panjang seperti meteran ataupun penggaris. Cara-cara seperti itu, akan lebih mengena karena anak didik merasa tugas ini mereka sangat butuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
3. Membuat tugas-tugas dalam bentuk game-game seru. Sikap kompetisi tetap harus dipupuk untuk meningkatkan semangat belajar. Dan game-game seru adalah solusi agar mereka lebih antusias dalam mengerjakan tugas-tugas dengan semangat.
Alangkah baiknya kita sebagai orang dewasa khususnya para orangtua dan guru untuk berhenti memberikan asumsi-asumsi negatif tentang matematika kepada anak-anak. Daripada sekedar menghapal rumus, sebaiknya pemahaman konsep dasar matematika yang harus kita kenalkan kepada mereka. Sedini mungkin tanamkanlah pemikiran bahwa matematika itu menyenangkan, penuh tantangan dan petualangan imajinasi. Usahakanlah anak-anak kita memiliki bekal kemampuan matematika dari kecil agar mereka tangguh dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi hal-hal besar. Demikian beberapa cara belajar matematika yang baik dan mengasyikkan, semoga dapat bermanfaat buat kita semua.